Mahasiswi dan Pacarnya Kepergok Mau Menguburkan Bayi, Diduga Hasil Hubungan Terlarang

Mahasiswi dan Pacarnya Kepergok Mau Menguburkan Bayi, Diduga Hasil Hubungan Terlarang

POLISI mengamankan sejoli, mahasiswi dan pacarnya kepergok mau menguburkan bayi di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Mahasiswi dan pacarnya kepergok mau menguburkan bayi itu berinisial DA (23) dan LA (22). Mereka berdua kedapatan akan menguburkan bayi hasil hubungan terlarannya. Kepada polisi, sejoli mahasiswi dan pacarnya kepergok mau menguburkan bayi itu mengaku bayi tersebut meninggal sesaat setelah dilahirkan. "Setelah (ibunya) melahirkan, tak lama bayi tersebut meninggal dunia. DA lalu menghubungi pacarnya seorang mahasiswa berinisial LA mengabarkan bahwa bayi yang dilahirkannya telah meninggal dunia," ujar Kapolsek Cengkareng Kompol Ardhie Demasetyo dalam keterangannya kepada wartawan, Sabtu (9/7/2022). Baca Juga: Sempat Kelabui Warga, Remaja Ini Sebut Mayat Bayi Dalam Goni Bangkai Entok Kanit Reskrim Polsek Cengkareng AKP Ali Barokah mengatakan keduanya keduanya tidak membunuh bayi itu. Hasil pemeriksaan sementara, Ali mengatakan bayi tersebut meninggal karena kurang penanganan yang kurang ketika melahirkan. "Nggak (dibunuh). Jadi, memang dia hamil di luar nikah, lalu melahirkan. Dari keterangan awal ini, mungkin kurang penanganannya, makanya bayi meninggal," kata Ali. Ia mengatakan, pada saat melahirkan, bayi tersebut masih hidup. Dia menyebut DA melahirkan bayinya di rumah susun di Cengkareng, Jakarta Barat. "Dari keterangan ibu bayi, bayi hidup. Polisi juga diperlihatkan video bayi yang masih ada tangisan," katanya. Baca Juga: Biadap!, Tangan dan Kaki Terikat Kain, Mayat Bayi Ditemukan di Lahan Perkebunan Ali mengatakan DA tidak ingin diketahui telah melahirkan bayi, sehingga kemudian dia menitipkan bayi tersebut kepada orang lain. Sebab di hari yang sama, DA, yang merupakan seorang mahasiswi, akan mengikuti ujian skripsi. "Dia nggak mau diketahui kalau melahirkan bayi dan kebetulan hari itu ujian skripsi. Maka dititipkanlah bayi agar dirawat sementara oleh tukang urut selagi dia ke kampus," katanya. Saat akan menitipkan bayi tersebut kepada salah satu tukang pijat, bayi itu kemudian meninggal dunia. Ali mengatakan tukang urut tersebut tidak mau menerima bayi itu, sehingga pelaku membawa bayi tersebut dan disimpan di dalam tas. "Setelah tiba di tukang urut, katanya bayi sudah meninggal, tukang urut tidak mau terima. Mungkin ibu ini jadi drop atau kalut. Akhirnya terpaksa menaruh bayi di dalam tas berangkat ke kampus lalu ke TPU," katanya. Baca Juga: Jasad Bayi Ini Tergeletak di Selokan Cilebar, Tali Ari-arinya Masih Nempel di Pusar, Perbuatan Siapa Ini? Pelaku DA dan LA kemudian sepakat menguburkan bayi tersebut di TPU Tanah Kusir. Namun, lantaran tidak ada surat kematian, petugas TPU menolak menguburkannya. Kanit Reskrim Polsek Cengkareng AKP Ali Barokah mengatakan DA tidak ingin diketahui telah melahirkan bayi, sehingga akan memberikan bayi itu kepada orang lain. DA yang merupakan mahasiswi, pada saat itu akan melaksanakan ujian skripsi sehingga menitipkan bayinya. "Dia nggak mau diketahui kalau melahirkan bayi, dan kebetulan hari itu ujian skripsi, maka dititipkanlah bayi agar dirawat sementara oleh tukang urut selagi dia ke kampus," kata Ali. Ali mengatakan ketika akan menitipkan bayi tersebut kepada tukang urut, bayi itu sudah dalam kondisi meninggal dunia. Kemudian, tukang urut tersebut tidak mau menerima bayi itu, sehingga pelaku membawa bayi tersebut dan disimpan di dalam tas. Baca Juga: Berikut 4 Fakta Kasus Ibu Bunuh dan Buang Bayi yang Dilahirkannya Sendiri, Astaga "Setibanya di tukang urut, katanya bayi sudah meninggal, tukang urut tidak mau terima. Mungkin ibu ini jadi drop atau kalut. Akhirnya terpaksa menaruh bayi di dalam tas berangkat ke kampus lalu ke TPU," katanya. Ali mengatakan DA dan LA kemudian berniat menguburkan bayi tersebut di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Namun, lantaran tidak ada surat kematian, petugas TPU menolak menguburkannya. "Dia memang niat menguburkan bayi, tapi nggak ngubur sendiri. Mereka nanya ke petugas di sana. Jadi saat ditanya surat kematian mereka tidak bisa menunjukkan, petugas curiga dan melaporkan ke Polsek setempat, Kebayoran Lama. Lalu mahasiswa ditanya-tanya, dicurigai kematiannya nggak wajar," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: